Pengkhotbah: Pdt. Effendi Susanto STh.
Tema: Roh Kudus, Materai Jaminan Keselamatan
Nats: Efesus 1:11-14
Efesus 1:11-14 adalah bagian terakhir dari kalimat introduksi Paulus dalam suratnya kepada jemaat Efesus. Ayat 3-6 bagian yang pertama Paulus bicara mengenai pekerjaan daripada Allah Bapa di dalam karya keselamatan. Allah Bapa memilih kita sebelum dunia dijadikan dan menentukan kita menjadi anak-anakNya. Ayat 7-10 adalah bagian yang ke dua, karya keselamatan yang dilakukan oleh Yesus Kristus melalui darahNya kita beroleh penebusan atas dosa-dosa kita. Bukan saja Ia menjadi Juruselamat kita secara pribadi, tetapi satu kali kelak Kristus akan menjadi Kepala dari segala sesuatu yang ada di surga dan yang ada di bumi. Di dalam Kristus kita memperoleh segala yang dijanjikan Allah ini. Janji ini bukan saja diberikan bagi orang Yahudi yang menjadi penerima pertama janji Allah, tetapi janji keselamatan Allah itu juga menjadi milik kita semua karena kita percaya kepada pemberitaan Injil. Sekarang pertanyaannya adalah: apa buktinya, apa yang menjadi garansinya, supaya janji itu bukan menjadi janji sembarang janji dan bukan janji yang palsu, sebab kita belum dapat dan belum terima selama kita masih hidup dalam dunia ini? Maka ayat 13-14 menjadi ayat yang penting Paulus sedang bicara mengenai satu Pribadi dari Allah Tritunggal yaitu Roh Kudus.
“Di dalam Dia kamu juga, karena kamu telah mendengar firman kebenaran, yaitu Injil keselamatanmu, di dalam Dia kamu juga, ketika kamu percaya, dimeteraikan dengan Roh Kudus yang dijanjikan-Nya itu. Dan Roh Kudus itu adalah jaminan bagian kita sampai kita memperoleh seluruhnya, yaitu penebusan yang menjadikan kita milik Allah, untuk memuji kemuliaan-Nya.” Janji itu dimateraikan oleh Roh Kudus; Roh Kudus menjadi deposit, guarantor dari janji itu kepada kita, supaya satu kali kelak kita akan memperoleh segala sesuatu.
Ada dua kata penting muncul di ayat 13-14 ini mengenai siapa dan apa peranan Roh Kudus itu dalam keselamatan kita. Kata yang pertama, Roh Kudus sebagai materai [σφραγίς – sphragis]. Kata yang ke dua, Roh Kudus adalah jaminan atau “down payment” [voorskot] atau uang muka, dalam bahasa Yunani [ἀρραβών – arrabon]. Dan peranan Roh Kudus yang ke tiga muncul dalam Roma 8:23, Roh Kudus adalah karunia sulung [ἀπαρχή – aparkhe]. Tiga kata ini Paulus pakai mengenai pekerjaan dari Roh Kudus yang diam di dalam hati kita, yang akan membawa kita kepada satu kepenuhan janji Allah yang ada di depan itu akan menjadi kepastian bagi kita.
Kita akan melihat satu persatu dengan lebih mendetail. Kata yang pertama, Roh Kudus sebagai “sphragis” atau materai. Ada dua fungsi materai [seal] pada jaman Romawi Kuno. Materai yang pertama adalah materai yang diberikan kepada seorang budak atau hewan sebagai properti milik seseorang. Sampai sekarang kita juga bisa melihat fungsi itu ketika petani memberikan tanda pada ternak miliknya supaya tidak tertukar dengan ternak petani yang lain. Berarti materai itu adalah tanda kepemilikan. Yang ke dua, materai yang dimiliki oleh seorang raja yang ada pada cincinnya [signet ring atau cincin materai]. Ketika kita lihat sebuah surat diberi materai raja, kita tahu ini adalah surat kerajaan. Waktu itu dibawa dan dibacakan oleh wakil kerajaan itu, rakyat menerimanya sebagai titah raja. Demikian juga para pedagang mempunyai materai yang berfungsi sebagai tanda jadi yang sah di dalam sebuah transaksi dagang. Maka fungsinya di sini sebagai tanda kepemilikan dan tanda royalty juga. Maka pada waktu Paulus mengatakan Roh Kudus adalah sphragis, Ia menjadi materai tanda kepemilikan Allah di dalam hidupmu. Kalau engkau mengaku Kristus maka Roh Allah ada di dalam dirimu, dan Roh Allah itulah yang akan bersaksi dalam hatimu bahwa engkau adalah anak-anakNya.
Kata yang ke dua, Roh Kudus adalah “arrabon” atau down payment. Menarik sekali, dengan pemakaian kata “arrabon” sebagai sebuah analogi, kita bisa lebih mengerti dengan konteks sekarang kalau sdr suka dengan satu rumah dan berniat untuk membelinya tetapi uangmu baru cair 10 hari lagi maka sdr bikin perjanjian dengan pemilik rumah dengan memberikan down payment 10% dan akan melunaskannya 10 hari lagi. Dengan memberikan down payment itu kita berjanji rumah itu pasti kita akan beli, kita akan lunaskan pada waktunya. Maka pada waktu Roh Kudus sebagai arrabon, berarti kita akan menerima janji Allah ke depan, bagaimana saya bisa menjadi miliknya selama-lamanya maka Roh Kudus menjadi deposit bagi jaminan warisan yang akan kita terima kelak dengan kita bisa mencicipi [foretaste] segala berkat itu selama kita hidup di dunia ini. Dan pekerjaan ini adalah pekerjaan Allah yang penting di dalam Roh Kudus selama Ia tidak biarkan engkau tinggal sebagai yatim piatu di atas muka bumi ini. Ini adalah kalimat dari Tuhan Yesus pada malam sebelum Ia disalibkan, “Aku tidak akan ada lagi bersama-sama dengan engkau. Aku akan minta kepada Bapa dan Ia akan memberikan kepadamu seorang Penolong yang lain, supaya Ia menyertai kamu selama-lamanya yaitu Roh Kebenaran” (Yohanes 14:16-18). Itu adalah satu pekerjaan Roh Allah yang penting di dalam hidupmu yang akan memimpin dan membawamu kepada realita hal eskatologis, yaitu hal-hal yang akan terjadi di masa depan kelak di sana. Puji Tuhan! Allah tidak pernah ingkar janji. Ia tidak akan berkata di tengah jalan, “Maaf, saya salah janji; saya tidak jadi memberikan itu kepadamu.” Tidak! Allah tidak akan ingkar janji. Ia pasti akan berikan janji itu karena itu adalah milikmu. Masalahnya adalah kita yang kerapkali terombang-ambing. Itulah sebabnya Roh Kudus bekerja di dalam hati kita. Mungkin engkau dan saya saat ini juga di dalam keadaan kuatir dan bimbang dalam perjalanan hidup kita yang kadang-kadang up and down, apakah betul saya akan tetap setia sampai pada akhirnya ke rumah Bapaku nanti? Apa jaminannya? Dan kita boleh melihat hari ini bagaimana karya pekerjaan Roh Allah di dalam hidup engkau dan saya. Roh Allah menjadi arrabon, menjadi down payment, Roh yang mengingatkan satu kali kelak kita akan menerima segala janji Allah selama-lamanya. Walaupun kita sekarang tidak mengalaminya secara sempurna, tetapi dengan kalimat ini kita ciri-ciri foretaste surgawi seharusnya sudah terlihat dalam hidup kita sekarang.
Kata yang ke tiga, dalam Roma 8:23 disebutkan Roh Kudus adalah karunia sulung kita [ἀπαρχή – aparkhe] apa artinya di sini? Roh Kudus menjadi first fruit, bukti tanda lahir kepemilikan Allah dalam hidupmu. Ia akan menjadi buah sulung atau tanda bukti engkau adalah anak yang sah, akte lahir Allah dalam hidupmu. Apa yang menjadi kepastian bahwa kita adalah benar-benar anak yang sah dari orang tua kita, mereka akan memperlihatkan akte kelahiran kita di rumah sakit mana dilahirkan, siapa dokternya, dsb. sehingga kita bisa yakin kita betul-betul adalah anak mereka.
Roma 8:15-16, “Sebab kamu tidak menerima roh perbudakan yang membuat kamu menjadi takut lagi, tetapi kamu telah menerima Roh yang menjadikan kamu anak Allah. Oleh Roh itu kita berseru: ya Abba, ya Bapa! Roh itu bersaksi bersama-sama dengan roh kita, bahwa kita adalah anak-anak Allah.” Roh itu adalah Roh keanakan kita, the Spirit of sonship.
Roma 8 adalah satu bagian yang sangat komprehensif yang diberikan oleh rasul Paulus bicara mengenai ketika Roh Allah ada di dalam diri seseorang yang percaya, dia adalah milik Tuhan dan apa yang dikerjakan oleh Roh Allah di dalam diri kita. Semua orang yang dipimpin Allah adalah anak Allah (Roma 8:14). Kemudian Roma 8:16 menekankan Roh Kudus bersaksi bersama-sama dengan roh kita bahwa kita adalah anak-anak Allah. Kenapa demikian? Sebab di dalam perjalanan kita ikut Tuhan, akan ada dua serangan yang senantiasa muncul menjadi suara yang mungkin bisa lebih besar, lebih kuat dan lebih nyaring menguasai hati kita. Suara yang pertama adalah suara dari si Setan yang selalu mencari kesempatan untuk menuduhmu [to accuse]. Dia adalah si penuduh yang mendakwa kita siang dan malam di hadapan Allah [baca Wahyu 12:10]. Yang ke dua adalah suara dari hati nurani yang bisa mencari-cari alasan [to excuse]; hati nurani yang selalu melakukan pembelaan diri, yang mencoba menenangkan diri kita dari rasa bersalah, menurunkan standar kita akan kebenaran, dsb. Dan berbahaya sekali, hati nurani itu akhirnya lama-lama bisa menjadi kehilangan kepekaannya, yang Paulus katakan bisa seperti di cap panas (1 Timotius 4:12). Hati nurani itu menjadi kebal.
Zakharia 3:1-5 memberikan gambaran anugerah pengampunan yang begitu indah luar biasa dalam
penglihatan kepada nabi Zakharia. Perhatikan, siapa yang dilihat oleh Zakharia di sini? Bukan seorang yang bermoral tidak baik. Yang dia lihat adalah seorang imam besar, satu representasi seorang yang paling rohani, sedang berdiri di hadapan Allah. Di sisinya Iblis berdiri untuk mendakwa dia, memaparkan segala kesalahan dan dosa-dosanya. Ketika Iblis juga mendakwa kita di hadapan Allah, sanggupkah kita membela diri? Hidup kita gampang slip. Sudah tentu kita harus jaga diri, tetapi berapa kuat dan berapa tahan kita bisa menjaga diri? Kita tahu, lidah kita bisa slip, mulut kita bisa salah bicara, kaki kita bisa salah melangkah, mata kita bisa salah melihat, tangan kita bisa salah pegang, pikiran kita bisa salah menafsir, dst. Kalau bukan hari ini, bisa besok, atau di hari-hari yang akan datang. Itulah hidup kita. Tidak gampang dan tidak mudah, bukan? Hamba-hamba Tuhan yang melayani, kita sama-sama tahu betapa perlunya menjaga diri dan hati-hati sekali tetapi kadang-kadang orang bisa slip dan jatuh. Kita harus mengaku kadang-kadang kita bisa menjadi batu sandungan dalam hal itu.
Pekerjaan daripada Roh Allah di dalam perjalanan kita ikut Tuhan adalah satu perjalanan yang
senantiasa mengkonfirmasi kita menghadapi dua suara yang ingin membawa kita lari dari Allah; suara yang memutar-balikkan fakta Allah tidak lagi mengasihi kita, suara yang membuat kita menjadi malas, tidak mau bergerak dan tetap tinggal dalam keadaan dosa karena kita merasa sudah tidak ada harapan lagi, hidupku sudah seperti ini. Itulah suara si Jahat dan suara hati nurani yang membuat kita menjauh dari kasih karunia Allah. Hanya suara Roh Allah yang memanggil dan mengingatkan engkau adalah anak Allah, engkau adalah milik Allah selama-lamanya, sekalipun engkau adalah anak yang terhilang, engkau tetap anak Allah dan Ia memanggil engkau untuk kembali dan Ia akan memulihkan engkau; dan bukan saja memulihkan engkau, Ia akan menjadikan segala sesuatu menjadi indah lagi. Ini adalah suara Roh Kudus yang muncul dalam Roma 8:16 ini.
Ada beberapa hal yang secara praktis terjadi ketika Roh Kudus bekerja di dalam keselamatan kita. Yang pertama, Roh Kudus mencelikkan mata dan telinga kita, memampukan kita mendengar, menerima dan percaya kepada firman Tuhan. Setiap minggu kita mendengar firman, setiap hari mungkin kita membaca firman Tuhan dan mendengarkan lagu-lagu rohani yang menyatakan kebenaran firman Tuhan, tetapi itu bukan kata-kata yang nanti akan engkau dengarkan tetapi sudah familiar di telingamu sekarang ini dan berbicara kepada hatimu; ini adalah firman Allah. Itulah pekerjaan dari Roh Kudus. Itulah sebabnya Yesus mengatakan Roh Kudus akan mengingatkanmu akan firman Allah yang pernah engkau dengar. Maka dalam khotbah hari ini engkau tidak mendengarkan kata-kata yang dirangkai dan disampaikan oleh suara manusia sebagai seorang pengkhotbah tetapi ini adalah suara firman Allah yang sedang berbicara secara spesifik kepadamu dan menjadi berkat bagimu, di situlah pekerjaan dari Roh Kudus di dalam hidup engkau dan saya. Yang ke dua, itu berarti suasana ibadah, keadan kemuliaan yang ada di surga sana, sukacita dan joy yang ada di situ bisa kita cicipi sekarang dan kita alami sekarang, sehingga pada waktu engkau dan saya sedang berbakti dan mengalami satu ibadah yang sungguh penuh dengan sukacita dan merasakan Tuhan hadir di tengah kita, itu adalah pekerjaan dari Roh Allah dan engkau tidak perlu tunggu menikmati ibadah di surga nanti untuk merasakan itu karena Roh Kudus sudah menjadi arrabon saat ini.
Kisah Rasul 4:23-24 dan ayat 31 mencatat, “Sesudah dilepaskan pergilah Petrus dan Yohanes kepada
teman-teman mereka, lalu mereka menceriterakan segala sesuatu yang dikatakan imam-imam kepala dan tua-tua kepada mereka. Ketika teman-teman mereka mendengar hal itu, berserulah mereka bersama-sama kepada Allah. Dan ketika mereka sedang berdoa, goyanglah tempat mereka berkumpul itu dan mereka semua penuh dengan Roh Kudus, lalu mereka memberitakan firman Allah dengan berani.” Lalu, “Rasul-rasul itu meninggalkan sidang Mahkamah Agama dengan gembira, karena mereka telah dianggap layak menderita penghinaan oleh karena Nama Yesus” (Kisah Rasul 5:41). Dua bagian dalam Kisah Rasul yang kita baca ini memperlihatkan rasul-rasul dihina, diintimidasi oleh mahkamah agama Yahudi, tetapi mereka menikmati sukacita yang luar biasa dan persekutuan itu. Engkau dan saya tidak perlu tunggu nanti di surga tidak ada lagi air mata dan dukacita dan kematian karena Tuhan akan menghapuskan semua itu, namun di dalam penderitaan karena Injil Kristus engkau sudah bisa menikmati sukacita surgawi itu sekarang. Itu yang dialami oleh rasul-rasul ini, sekalipun di dalam kesusahan dan kesulitan dalam memberitakan Injil. Dan siapa yang mengerjakan ini semua? Inilah pekerjaan Roh Kudus. Hari ini dalam ibadah ini kita bisa mengalami kemuliaan surgawi, mengalami sukacita dan damai dan bisa berkomunikasi dengan Allah. Engkau bisa melihat ada anak-anak Tuhan yang akan menuju kepada kematian di tengah penderitaan yang begitu berat, apakah tunggu sampai nanti di surga baru mereka bisa menikmati rasa sukacita dan damai bersama dengan Tuhan? Tidak. Di tempat pembaringan itu, di tengah sakit dan penderitaan itu, engkau bisa melihat damai dan sukacita surgawi terpancar di wajah mereka. Kenapa? Karena Roh Kudus ada di hati anak-anak Tuhan seperti itu. Betul, kadang kita bisa jatuh kasihan melihat penderitaan yang datang bertubi-tubi kepada diri orang tetapi sukacita surgawi yang berlimpah dalam hidup mereka. Mereka tidak perlu tunggu sampai nanti di surga ketika sakit dan penderitaan diangkat dari tubuh mereka, hari ini mereka bisa menikmati secercah damai dan sukacita itu. Itu artinya Roh Kudus menjadi down payment bagimu.
Yang ke tiga, Roh Kudus menjadi down payment berarti Ia menyertai kita ketika kita mengalami struggle dan ketegangan hidup di dalam kesucian bersama dengan Tuhan tetapi pada saat yang sama kita tahu kita sedang hidup di dalam manusia lama kita yang membawa kita bergumul dengan dosa. Sebagai anak Tuhan setiap hari dan setiap saat kita menghadapi perjuangan melawan dosa.
Ibrani 12:14 berkata, “Berusahalah hidup damai dengan semua orang dan kejarlah kekudusan, sebab tanpa kekudusan tidak seorangpun akan melihat Tuhan.” Engkau dan saya ingin melihat Tuhan, tetapi bisakah kita hidup dalam kekudusan? Di situlah Roh Kudus memimpin kita di tengah struggle dan ketegangan, kita menemukan pekerjaan Roh Kudus di dalam Roma 8 yang Paulus secara spesifik pakai kata”groaning” keluh kesah. Roma 8:23-27 Paulus berkata, “Dan bukan hanya mereka saja, tetapi kita yang telah menerima karunia sulung Roh, kita juga mengeluh dalam hati kita sambil menantikan pengangkatan sebagai anak, yaitu pembebasan tubuh kita. Sebab kita diselamatkan dalam pengharapan. Tetapi pengharapan yang dilihat, bukan pengharapan lagi; sebab bagaimana orang masih mengharapkan apa yang dilihatnya? Tetapi jika kita mengharapkan apa yang tidak kita lihat, kita menantikannya dengan tekun. Demikian juga Roh membantu kita dalam kelemahan kita; sebab kita tidak tahu, bagaimana sebenarnya harus berdoa; tetapi Roh sendiri berdoa untuk kita kepada Allah dengan keluhan-keluhan yang tidak terucapkan. Dan Allah yang menyelidiki hati nurani, mengetahui maksud Roh itu, yaitu bahwa Ia, sesuai dengan kehendak Allah, berdoa untuk orang-orang kudus.” Hari ini kita mengeluh betapa sulitnya hidup menjadi anak Tuhan di tengah kerinduan hidup baik dan suci di hadapan Tuhan, tetapi kita jatuh dalam kedaginganku, itulah groaning. Kita mengeluh dalam hati sambil menantikan pengangkatan sebagai anak yaitu pembebasan tubuh kita.
There is the difference between groaning and grieving. Ini hal penting yang harus kita ketahui. Efesus 4:30 mengatakan, “Dan janganlah mendukakan Roh Kudus Allah yang telah memateraikan kamu menjelang hari penyelamatan.” Di sini kita diperingatkan: do not grieve the Holy Spirit, ketika kita selalu melakukan hal-hal yang tidak berkenan kepada Tuhan,di sinilah Roh Kudus grieving. Sudah tentu kita tidak bisa sempurna hidup di dalam kesucian tetapi yang menjadi ciri adanya Roh Allah dalam diri seseorang adalah ketika kita jatuh dalam dosa dan telah mengecewakan Tuhan, hati kita pedihnya lebih dahsyat daripada waktu sebelum kita jadi anak Tuhan. Kesedihan, kekecewaan pada diri dan merasa sudah tidak memuliakan Tuhan, di situ membuat kita mengeluh. Itulah pekerjaan Roh Kudus dalam hidup kita. Ia akan terus pimpin kita; Ia akan terus bentuk kita; Ia akan terus murnikan kita sampai kita makin menjadi serupa dengan Yesus Kristus.
Yang ke empat, jikalau Roh Kudus itu adalah arrabon bagi hidup kita, kita tidak perlu tunggu sampai kepada hari penyelamatan kita dimana tidak ada lagi air mata, tidak ada lagi kematian, tidak ada lagi perbedaan ras, suku, bangsa dan bahasa, tidak ada lagi permusuhan dan peperangan, dimana semua akan menjadi satu dan Kristus akan menjadi Kepala. Hari ini engkau bisa duduk dan makan bersama dengan seterumu di dalam rekonsiliasi karena Roh Kudus menjadi pendamai di antara kita. Kita pernah ribut, kita pernah bertengkar, kita pernah mempunyai perbedaan pandangan dan salah mengerti satu dengan yang lain. Perlu waktu untuk sembuh, tetapi apakah kita perlu tunggu sampai nanti berjumpa dengan Kristus baru engkau bisa duduk bersama seterumu? Engkau bisa mendapatkan rekonsiliasi itu hari ini. Itulah tandanya Roh Kudus menjadi arrabon bagimu. Hanya Dialah yang sanggup membuat hal itu terjadi. Secara natural engkau ingin balas, engkau ingin dendam, engkau ingin bermusuhan selama-lamanya. Tetapi hanya di dalam Roh Kudus rekonsiliasi itu bisa terjadi.
Yang terakhir, point yang penting, Roh Kudus berdoa syafaat bagi kita. Dalam Roma 8:26-27 Paulus berkata,”Demikian juga Roh membantu kita dalam kelemahan kita; sebab kita tidak tahu, bagaimana sebenarnya harus berdoa; tetapi Roh sendiri berdoa untuk kita kepada Allah dengan keluhan-keluhan yang tidak terucapkan. Dan Allah yang menyelidiki hati nurani, mengetahui maksud Roh itu, yaitu bahwa Ia, sesuai dengan kehendak Allah, berdoa untuk orang-orang kudus.” Puji Tuhan! Kadang-kadang penderitaan dan kesulitan hidupmu begitu berat, kadang-kadang kesalahan dan dosa kita itu begitu menyedihkan dan menyakitkan, kita tidak sanggup mengungkapkan dalam kata-kata karena terlalu berat. Kadang-kadang kita begitu sering mengecewakan Bapa kita yang di surga dalam perjalanan kita untuk hidup dalam kekudusan ikut Tuhan, kita gagal dan jatuh. Roh Kudus tahu apa yang ada di hati kita ketika tidak tidak sanggup dan tidak bisa lagi berkata-kata, Roh Kudus bersyafaat bagi kita. Roh Kudus tahu apa yang bergejolak dalam hatimu dan Dia berdoa bagimu. Kiranya Tuhan pimpin dan berkati engkau mengerti dengan jelas, menikmati dan mengalami Dia] Roh yang telah menjadi down payment; Dia Roh yang menjadi bukti kelahiranmu bahwa engkau adalah anak Allah yang sah. Ia telah menjadi materai betul dia adalah milik Tuhan dan tanda royalty yang sah. Itulah Roh Kudus bagimu.(kz)
