BIJAKSANA HIDUP MENURUT PENGKHOTBAH [5]
THE CALL TO DECISION
[Pengkhotbah 7 – 12]
Senin 21 Maret 2022
Nats: Pengkhotbah 7:15-8:1 The Need of Wisdom
(1) Orang saleh cepat mati, orang fasik hidup lama dalam kejahatannya. Bagaimana Pengkhotbah melihat kenyataan ini? (7:18)
(2) Kekuatan apa yang diberikan hikmat bagi orang yang memilikinya?
(3) Bagaimana hikmat di dalam takut akan Tuhan lebih besar kuasa dan pengaruhnya daripada kekuatan kuasa seseorang?
Selasa 22 Maret 2022
Nats: Pengkhotbah 8:2-8 Royal Authority
(1) Bagaimana nasehat Pengkhotbah berkaitan dengan kepatuhan kita kepada Pemerintah dan Allah? Apakah ada kontradiksi dalam hal ini?
(2) Apa faedah dari kepatuhan itu dalam diri orang yang berhikmat? Apa pengertian dari ‘waktu pengadilan’ di sini?
(3) Ada empat hal yang menjadi limitasi dalam diri manusia, termasuk itu orang yang paling berkuasa sekalipun. Apa implikasi kalimat ini bagi kita?
Rabu 23 Maret 2022
Nats: Pengkhotbah 8:9-17 The Life of Faith
(1) Apa kaitan antara hukuman yang tidak segera dilaksanakan dengan hati manusia penuh niat untuk berbuat jahat? (8:11)
(2) Bagaimana hati yang takut akan hadirat Allah bisa mendatangkan kebahagian pada diri seseorang?
(3) Ada dua hal yang terjadi pada diri orang yang tidak takut akan hadirat Allah, apa sajakah itu?
Kamis 24 Maret 2022
Nats: Pengkhotbah 9:1-18 Where there is Life, there is Hope
(1) Apa yang Pengkhotbah ingatkan kepada kita tentang kematian di sini?
(2) Apa panggilan Pengkhotbah atas sikap hidup kita sekarang?
(3) Dalam hidup sehari-hari, mengapa hikmat (wisdom) sering kalah sama kuasa (power)?
Jumat 25 Maret 2022
Nats: Pengkhotbah 10:1-20 The Fool’s Incompetence
(1) Apa ciri-ciri dan sifat orang bodoh?
(2) Ayat 18, dua faktor penyebab kehancuran hidup: malas dan lamban. Pelajaran apa yang anda dapatkan di sini bagi hidupmu?
(3) Apa kualitas yang harus dimiliki oleh pemimpin-pemimpin?
Sabtu 26 Maret 2022
Nats: Pengkhotbah 11:1 – 12:14 The Call to Decision
(1) Coba sebutkan investasi moral apa yang harus anda lakukan? Adakah faedahnya nanti?
(2) Bagaimana cara yang benar menurut Pengkhotbah, kita menjalani satu hidup yang “menikmati” anugerah-Nya?
(3) Intinya: bodoh dan sia-sia saja, jika manusia hanya memperhatikan “the well being” dari tubuhnya saja. Mengapa?
