Renungan Minggu Ini

MAZMUR PENUNTUN DOA
[Mazmur 37 – 42]

Senin 19 October 2020
Nats: Mazmur 37 – Jangan Iri, Jangan Iri
(1) Jangan iri kepada orang fasik, tema dari mazmur ini. Amat tidak mudah, melihat hanya yang di depan mata, kesuksesan dan kebahagiaan mereka, dari iri bisa menjadi sungut-sungut dan mempersalahkan Tuhan (ayat 7-8).
(2) Pemazmur memperlihatkan kejahatan orang fasik berujung kepada apa?
(3) Ada lima strategi untuk menjaga hati kita tidak iri, lihat dan renungkan ayat 3, 4, 5, 7 dan 34.
(4) Lihat dan renungkan juga janji-janji dan apa yang TUHAN lakukan bagi orang benar pada waktunya (ayat 6,18, 23, 25, 28 dan 39-40).
(5) Ketika engkau tergoda untuk iri, berdoalah dan bawa kembali hatimu di hadapanNya.

Selasa 20 October 2020
Nats: Mazmur 38 – Menghadapi Disiplin Allah
(1) Pemazmur menyatakan seruan dan keluhan, melihat sakit dan penderitaannya sebagai hukuman dan hajaran dari Tuhan (ayat 2). Kata “rebuke” dan “discipline” di sini mengacu kepada Allah sebagai Guru yang mendidik ketimbang Hakim yang mengadili. Dimana bedanya?
(2) Perhatikan penderitaan pemazmur bukan hanya sakit secara fisik, tetapi juga penderitaan emosional (ayat 3-9) dia mengaku itu terjadi karena dosa dan kesalahannya (ayat 3 dan 5).
(3) Apa respon pemazmur menghadapi disiplin Allah? Baca dan renungkan ayat 16, 22-23.
(4) Ibrani 12:7-10 menyatakan Allah mendisiplin di dalam kasih dan untuk kebaikan anakNya, sehingga meninggalkan dosa-dosa dan hidup dalam kekudusan dan kebenaran. Berdoa dan minta kekuatan dan pertolonganNya jika hari ini engkau sedang menerima disiplin dariNya.

Rabu 21 October 2020
Nats: Mazmur 39 – Menanti dalam Kesunyian
(1) Pemazmur menyatakan betapa berat dan gelap situasi yang dia alami sehingga lidahnya kelu dan dia hanya membisu di hadapan Tuhan (ayat 2-3).
(2) Ayat 5-7 menyatakan keluhan: hidup ini singkat, hidup ini terbatas, hidup bukan segala-galanya. Renungkan kalimat-kalimat senada dengan keluhan dalam kitab Pengkhotbah. Apa yang kita belajar tentang hidup di sini?
(3) “My hope is in You, o Lord,” (ayat 8). Berbahagia orang yang berharap kepada Tuhan, yang memiliki Tuhan sebagai Allahnya. Karena di dalam Tuhan hidup yang singkat dan terbatas ini mempunyai arti dan makna dalam perspektif kekekalan.
(4) Dari ayat 8-14, hal-hal apa saja yang menjadi doa pemazmur yang juga menjadi doa kita menanti pertolongan Tuhan?

Kamis 22 October 2020
Nats: Mazmur 40 – Syukur dan Doa
(1) Rasa syukur apa yang paling besar yang dikatakan Daud di sini? Apakah itu juga menjadi syukur terbesar anda?
(2) Ayat 6, coba hitung dan renungkan perbuatan ajaib Tuhan dalam hidupmu?
(3) Bagaimana rasa syukur itu diekspresikan secara nyata dalam hidup kita?
(4) Ayat 7-9 dikutip oleh Ibrani 10:5-7 mengacu kepada Yesus Kristus, ketaatanNya untuk melakukan kehendak Bapa di atas kayu salib menjadi korban penebusan yang berkenan kepadaNya. Syukur kepada Bapa, oleh karena Yesus, kita menerima anugerah keselamatan dan pengampunanNya!

Jumat 23 October 2020
Nats: Mazmur 41 – Menanti Kesembuhan dari Tuhan
(1) Hidup manusia tidak lepas dari sakit-penyakit dan penderitaan. Bagaimana pemazmur mengekspresikan pengharapannya menanti kesembuhan dari Tuhan di dalam pembaringannya (ayat 2-4).
(2) Ayat 6-10 memperlihatkan di saat terberat dalam hidup, kita baru akan bisa menemukan siapa teman-teman yang sejati dan yang palsu.
(3) Ayat 10 adalah ayat yang dikutip oleh Yesus mengenai Yudas Iskariot, murid yang mengkhianatiNya (Matius 26:23). Bayangkan perasaan pahit dan pedih ketika orang yang engkau percaya mengkhianatimu.
(4) “Terpujilah TUHAN, Allah Israel, dari selama-lamanya sampai selama-lamanya” (ayat 14) merupakan konklusi dan penutup bagi kumpulan Mazmur jilid 1 ini [pasal 1-41]. Kiranya kita mendapat berkat dan kekuatan dari pengalaman pasang dan surut berjalan mengikut Tuhan dari mazmur-mazmur ini.

Sabtu 24 October 2020
Nats: Mazmur 42-43 – Pengharapan dan Penantian akan Allah
(1) Mazmur 42 dan 43 ditulis ketika umat Allah berada di pembuangan di Babel, di dalam kehinaan dan terbuang karena penghukuman Allah atas dosa-dosa mereka. Dua kali pemazmur mengatakan musuh-musuhnya mencela “Dimana Allahmu?” (ayat 4, 11). Ini tidak seberapa dibandingkan dengan perasaan ditinggalkan dan dilupakan oleh Allah sendiri.
(2) Pemazmur berseru bagi jiwanya sendiri “Mengapa engkau tertekan, hai jiwaku?” refrain berulang di 42:6, 12 dan 43:5, renungkan apa obat bagi jiwa yang tertekan dan gelisah?
(3) Perasaan depresi dan tidak berdaya bukan saja dia alami secara pribadi tetapi dialami oleh umat yang tersisa dan terbuang, yang menantikan entah berapa lama lagi Allah memulihkan mereka.
(4) Depresi dan perasaan terbuang ditambah dengan penantian akan pertolongan dan jalan keluar dari Allah adalah hal yang sangat berat. Nyatakan dengan jujur dan terbuka segala isi hatimu kepada Allah. Roh Kudus adalah Roh damai sejahtera yang memimpin hatimu, memberi sukacita dan kelegaan kepadamu.