Pengkhotbah: Pdt. Effendi Susanto STh.
Seri: Eksposisi Surat Ibrani [8]
Tema: Dapatkah Allah Ingkar Janji?
Nats: Ibrani 6:9-20
Dapatkah Allah ingkar janji? Mungkinkah Allah ingkar janji? Jelas sekali jawaban kita adalah: Allah tidak mungkin mengingkari janjiNya. Ini yang akan menjadi tema kita membahas bagian Ibrani 6:9-20 hari ini. Firman Tuhan tidak pernah bersalah dan firman Tuhan itu akan nyata di dalam hidup setiap kita. Janji itu dinyatakan dengan sumpah dari Allah yang tidak pernah berdusta, kita pegang erat-erat janji itu bagi hidup kita.
Dalam pembahasan Ibrani 6:4-6 minggu lalu, kita melihat sebuah teguran yang sangat keras diberikan oleh penulis Ibrani kepada jemaat yang menerima suratnya ini. “Sebab mereka yang pernah diterangi hatinya, yang pernah mengecap karunia sorgawi, dan yang pernah mendapat bagian dalam Roh Kudus, dan yang mengecap firman yang baik dari Allah dan karunia-karunia dunia yang akan datang, namun yang murtad lagi , tidak mungkin dibaharui sekali lagi sedemikian, hingga mereka bertobat, sebab mereka menyalibkan lagi Anak Allah bagi diri mereka dan menghina-Nya di muka umum.”
Bayangkan, di antara jemaat yang menerima surat ini ada beberapa orang yang sudah pernah hadir di dalam persekutuan mereka, yang juga sudah melewati begitu banyak hal bersama-sama. Betapa sakitnya hati mereka ketika beberapa gelintir orang yang tadinya sudah mengaku percaya, yang berada di tengah pelayanan mereka bersama-sama, lalu tiba-tiba orang-orang itu mendeklarasikan diri bahwa mereka tidak mengenal Yesus Kristus. Bukankah orang-orang seperti itu tidak saja melukai hati setiap orang yang percaya, tetapi juga mendatangkan cacat bagi kesaksian iman Kristen? Orang-orang ini sudah menyaksikan, sudah mengalami karunia surgawi; mereka sudah mengecap pelayanan yang baik, namun mereka menyangkal Yesus dan keluar dari komunitas gereja. Kita sulit untuk mengerti, bagaimana mungkin mereka yang telah diterangi hatinya, mereka merasa telah menerima Yesus Kristus, menerima baptisan, tetapi mereka bukanlah orang yang percaya? Bagaimana mungkin ada orang yang sudah melihat dan mengalami mujizat Allah terjadi dalam hidupnya, orang-orang ini ternyata bukanlah orang-orang yang sungguh-sungguh percaya Yesus Kristus? Bagaimana mungkin orang yang sudah mendengar dan mengecap firman Tuhan dan hatinya melompat dengan sukacita dan meresponi dengan positif akan firman Tuhan itu tetapi ternyata orang-orang itu bukanlah orang-orang yang sungguh-sungguh percaya kepada Yesus Kristus? Mereka pergi dan lari, murtad dan meninggalkan Tuhan Yesus Kristus. Bagian ini bukan bicara tentang orang-orang yang sudah lahir baru dan kemudian murtad. Bagian ini bicara tentang orang-orang yang secara eksternal berada di dalam komunitas orang Kristen, berada di tengah-tengah komunitas orang percaya, sama seperti yang lain. Waktu akan membuktikan, ini adalah orang-orang yang memang dari sejak awal bukanlah orang-orang yang percaya Yesus. Kita manusia tidak sanggup untuk melihat hati orang sampai sedalam-dalamnya, tetapi Allahlah yang melihat orang-orang ini memang belum pernah menjadi milik Tuhan dan mereka belum pernah menjadikan iman percaya mereka kepada Yesus Kristus sebagai iman yang sungguh-sungguh di dalam hidupnya, dan mereka tidak akan menerima pembaharuan lagi dari Tuhan untuk bisa bertobat sebab mereka telah menghina anugerah dan kesempatan yang Allah berikan kepada mereka.
“Tetapi, hai saudara-saudaraku yang kekasih, sekalipun kami berkata demikian tentang kamu, kami yakin, bahwa kamu memiliki sesuatu yang lebih baik, yang mengandung keselamatan” (Ibrani 6:9). Even though we speak like this, dear friends, we are convinced of better things in your case – the things that have to do with salvation. Sebelumnya, kita perhatikan, di ayat 4-6, penulis Ibrani memakai kata ganti “mereka” untuk menyebut orang-orang yang murtad itu, tetapi di sini dia memakai kata “dear friends, my brothers, beloved.” Ini adalah satu panggilan yang begitu encouraging, very soothing kepada anak-anak Tuhan yang sedang mengalami hal-hal seperti ini. Lalu yang kedua, dia katakan: aku yakin “kamu” memiliki hal-hal yang lebih baik, di sini kata gantinya sudah berbeda. Kalimat ini ditujukan kepada jemaat yang ada, yang sekalipun kata-kata keras yang dia sudah keluarkan juga menjadi peringatan kepada mereka yang lain untuk juga hati-hati, jikalau mereka juga tidak sungguh-sungguh menjalani iman percaya dan mereka tidak pernah mengalami perubahan di dalam kehidupan mereka ikut Tuhan, tetapi di sini penulis Ibrani memberikan satu keyakinan bahwa hal-hal itu tidak akan terjadi kepada mereka. Sebuah kalimat yang keluar dari mulut seorang gembala yang memberikan kepastian dan penghiburan di tengah-tengah mereka mendapat teguran yang keras dari firman Tuhan yang datang; di tengah-tengah mereka melihat kenyataan dari hidup mereka yang mungkin menyedihkan dan menyakitkan, aku percaya, demikian kata penulis Ibrani, ada banyak hal yang lebih baik yang engkau miliki. Ada terlalu banyak hal yang indah dan baik yang keluar dari iman Kristen kita yang justru membuktikan itu lahir dari iman Kristen yang sejati dan yang sungguh adanya. You have the better things that belong to salvation.
Di dalam perjalanan hidupmu ikut Tuhan, mungkin ada satu dua masa engkau menjadi lamban dalam melangkah, engkau menjadi malas, engkau menjadi enggan di dalam membaca Alkitab. Ada perasaan sedih dan kecewa oleh kesulitan dan beratnya hidup ikut Tuhan. Tetapi jangan biarkan itu semua membuat langkahmu terhenti itu dan tidak membuat engkau melihat seberapa jauh engkau sudah berjalan ke depan di dalam perjalanan hidupmu ikut Tuhan. Kita sudah melayani bersama-sama dan kita juga sudah melewati tantangan, kesulitan, air mata dalam pergumulan pelayanan kita; kita menghadapi begitu banyak hal yang berat, baik itu pertikaian dari dalam, aniaya dari luar, kesulitan kita membesarkan persekutuan gereja yang penuh dengan cinta dan kasih. Puji Tuhan! Saya minta sdr pada hari ini, lihatlah kalimat-kalimat encouragement yang memberikan dorongan kepada sdr. Engkau dan saya memiliki sesuatu yang lebih baik yang Tuhan lihat dalam hidupmu. Jangan sedih, jangan berduka, jangan merasa putus harapan, jangan frustrasi, jangan merasa bersalah dan jangan merasa engkau tidak sanggup bisa menyatakan kesaksian pelayanan gereja yang lebih indah dan lebih baik lagi. Mungkin engkau merasa terganggu, mungkin engkau merasa kecewa, hari ini saya rindu engkau kembali lagi melihat satu dua hal yang terjadi di dalam kehidupanmu dan di dalam pelayanan gereja ada satu dua orang yang merusak pekerjaan pelayanan gereja dan menyangkal Tuhan, itu tidak boleh membuat sdr kehilangan gairah mengerjakan kesaksian yang lebih indah dan yang lebih baik dalam pelayanan Tuhan.
Dalam bagian ini ada empat hal yang diberikan oleh penulis Ibrani dan juga sekaligus menjadi bukti dan tanda kita adalah milik Tuhan dan iman kita akan terpelihara sampai akhirnya. Yang pertama, imanmu adalah iman yang sungguh dan sejati, itu terbukti dari your faithful service kepada Tuhan. “Sebab Allah bukan tidak adil, sehingga Ia lupa akan pekerjaanmu dan kasihmu yang kamu tunjukkan terhadap nama-Nya oleh pelayanan kamu kepada orang-orang kudus, yang masih kamu lakukan sampai sekarang” (Ibrani 6:10). Hal yang pertama, yang menjadi bukti keselamatanmu itu pasti dan keselamatan itu tetap sampai akhirnya, yaitu engkau memiliki kesetiaan di dalam pelayanan. Kesetiaan dalam pelayanan tidak gampang dan tidak mudah. Kita akui, dalam konteks pelayanan, sebelum melakukannya kita cenderung bertanya dulu: apakah pelayanan itu baik bagi saya? Apakah pelayanan itu ada manfaatnya bagi saya? Apakah pelayanan itu mendatangkan keuntungan bagi saya? Dan kalau itu tidak berkaitan dengan kebutuhanku dan kepentinganku, maka kita tidak bergerak. Atau kita menjadi kecewa dan marah ketika pelayanan itu tidak membuahkan pujian dan apresiasi dari orang yang kita layani. Apa artinya pelayanan yang setia? Pelayanan yang setia adalah menghargai semua karunia yang ada padamu; menghargai itu semua bukan punya kamu, menghargai itu semua sebagai anugerah Allah yang memang diperuntukkan dan diberikan kepadamu menjadi dorongan untuk melayani orang lain dengan jiwa yang melupakan kepentingan diri sendiri. Dan ingatkan baik-baik kalimat ini: Allahmu itu adil, Allahmu itu melihat, Allah tidak pernah lupa akan semua yang telah kita lakukan bagi kerajaan Allah. Yang penting kita tetap setia melakukan pelayanan kita sampai kepada akhirnya. Apa yang kita kerjakan dan lakukan itu bukan untuk menambah jasa; apa yang kita kerjakan dan lakukan hanya menjadi bukti imanmu itu iman yang sejati sampai pada akhirnya.
Yang kedua, iman itu kita pelihara sampai akhir. Penulis Ibrani menasehati, “Tetapi kami ingin, supaya kamu masing-masing menunjukkan kesungguhan yang sama untuk menjadikan pengharapanmu suatu milik yang pasti, sampai pada akhirnya, agar kamu jangan menjadi lamban, tetapi menjadi penurut-penurut mereka yang oleh iman dan kesabaran mendapat bagian dalam apa yang dijanjikan Allah” (Ibrani 6:11-12). Kerjakan dengan sungguh, perjuangkan dengan sungguh, nyatakan bahwa engkau memiliki hal-hal yang lebih baik, itu membuktikan imanmu adalah iman yang sejati dan sungguh. Di satu pihak, Allah berjanji untuk pelihara iman kita sampai akhir, itu adalah preservation, pemeliharaan penjagaan dari pihak Allah. Tetapi dari pihak kita, kita dipanggil untuk memiliki perseverance, bertahan sampai akhir membuktikan kepada orang lain imanmu adalah iman yang sungguh dan sejati. Itu sebab penulis Ibrani mengatakan: tunjukkanlah kesungguhanmu. Jangan engkau lamban dan malas, undur dalam pelayanan. Kalau dorongan itu karena kepentingan dirimu sendiri dan kemauan untuk diri sendiri, kalau itu tidak terpenuhi, kita berhenti dan stop dan kita jatuh kepada jebakan kemalasan. Tetapi kita perlu “the spirit of forgetfulness” yang sekaligus membuat kita tidak terjebak jatuh kepada “the spirit of pridefulness” di dalam hidup kita. Kita tidak menjadi sombong di dalamnya karena dalam pelayanan itu memang kita melupakan diri dan jasa kita sendiri.
Jangan sedih, kecewa dan pahit terhadap satu dua kegagalan dalam hidupmu. Jangan biarkan hatimu terus ditekan oleh rasa bersalah karena ada satu dua kesalahan besar yang memalukan yang telah engkau lakukan. Jangan biarkan itu hal-hal kesulitan dan penderitaan yang sedang engkau alami membuat matamu tidak melihat keindahan yang Tuhan beri kepadamu, tetapi selalu melihat berapa besar luar biasa berkat Tuhan yang begitu indah dalam hidupmu. Jangan biarkan satu dua sakit-penyakit yang datang ke dalam dirimu membuat engkau tidak bisa melihat kenikmatan kebaikan Tuhan yang Tuhan beri kepadamu. Jangan biarkan satu dua ketidak-baikan yang ada di dalam kehidupan keluarga dan gerejamu dan pelayananmu membuat engkau tidak melihat efek yang luar biasa, berkat yang luar biasa yang telah engkau kerjakan dan lakukan begitu banyak kepada orang-orang yang lain. Janganlah kecewa, jalan terus setia dan sabar.
Yang ke tiga, kita memiliki Allah yang telah berjanji dan Allah yang setia akan janji yang Dia materaikan dengan sumpahNya. “Sebab ketika Allah memberikan janji-Nya kepada Abraham, Ia bersumpah demi diri-Nya sendiri, karena tidak ada orang yang lebih tinggi dari pada-Nya, kata-Nya: “Sesungguhnya Aku akan memberkati engkau berlimpah-limpah dan akan membuat engkau sangat banyak.” Abraham menanti dengan sabar dan dengan demikian ia memperoleh apa yang dijanjikan kepadanya. Sebab manusia bersumpah demi orang yang lebih tinggi, dan sumpah itu menjadi suatu pengokohan baginya, yang mengakhiri segala bantahan. Karena itu, untuk lebih meyakinkan mereka yang berhak menerima janji itu akan kepastian putusan-Nya, Allah telah mengikat diri-Nya dengan sumpah” (Ibrani 6:13-17). Puji Tuhan! Keselamatan kita tidak akan hilang karena Allah yang berjanji itu akan menjaga sampai akhir dan Allah memateraikan janjiNya dengan sumpah. Itulah assurance. Itu sebab kita menyanyi: Blessed assurance, Jesus is mine. O what a foretaste of glory divine. Sungguh dan pasti jaminanMu, Yesus milikku selamanya! Itu lahir dari pengertian teologis yang benar. Yesus milikku selamanya; itulah janji Allah kepada kita.
Dalam bagian ini lalu penulis Ibrani mengambil contoh model yang terbaik di Alkitab yang boleh menjadi contoh model apa artinya tekun setia menanti dengan sabar sampai titik akhir akan janji Allah itu, dia adalah Abraham. Allah telah berjanji akan membuat keturunannya sangat banyak tak terhitung jumlahnya seperti bintang di langit dan seperti pasir di tepi laut dan bintang di langit. Alkitab mencatat: Abraham percaya kepada janji Allah itu sekalipun sampai dia mati dia belum melihat janji itu digenapi. Tetapi Allah tidak ingkar janji. Setianya janji Allah itu bukan berhenti sampai Abraham mati; janji itu Ia genapi sampai kepada kekekalan. Artinya di dalam kekekalan Abraham akan melihat begitu banyak keturunannya ada bersama dia. Ini adalah janji Allah. Dan sesungguhnya engkau dan saya adalah kegenapan janji Allah kepada Abraham. Dan janji itu berangkat dari seseorang yang Allah panggil dari Ur untuk pergi ke satu negeri yang belum tahu. Abraham taat dan berangkat tanpa tahu kemana Allah akan memimpin dia. Sekalipun dia harus menantikan sekian lama sampai janji Allah memberinya seorang anak terpenuhi, Abraham tetap percaya kepada Allah. Itulah artinya tekun dan sabar. Banyak hal dalam hidup sekali pun kita belum melihat, kita belum alami di dalam hidup kita, biarlah firman Tuhan ini menjadi kekuatan bagi kita. Jangan kecewa dan hilang pengharapan; mungkin engkau mencoba mengajak orang dan mendoakan keluargamu untuk percaya Tuhan, mungkin itu adalah orang tuamu atau anakmu, tetapi sampai hari ini masih belum kelihatan hasilnya. Kita cuma lihat sebatas satu dua tahun ke depan, mungkin sampai kita menutup mata kita belum lihat akan hal itu, tetapi Allah bekerja tidak dibatasi oleh waktu. Mungkin sampai detik saat terakhir menutup mata, engkau belum melihat janji dan pimpinan Tuhan kepada hidup keluarga kita, kepada pekerjaan kita, kepada gereja kita, kepada apa saja, setia, tekun dan sabar dan tetap pegang janji Tuhan di situ karena Allah yang berjanji itu menaruhnya dengan sumpah dan Dia tidak ingkar janji. Kalau Ia telah berjanji pada waktu engkau percaya dan menerima Yesus Kristus sebagai Tuhan dan Juruselamatmu, Dia telah membuat engkau berpindah dari maut kepada hidup; janjiNya tidak akan berubah. Pada waktu Ia berjanji bahwa Ia akan menjaga engkau selama-lamanya, dan engkau setia kepadaNya, engkau pasti akan menghasilkan buah-buah kesucian dan kekudusan yang memuliakan Dia, Dia tidak akan ingkar janji.
Terakhir, you have the better things karena objek keselamatan, objek iman kita itu kepada Yesus Kristus, jangkar yang kokoh dan kuat. “Kita yang mencari perlindungan, beroleh dorongan yang kuat untuk menjangkau pengharapan yang terletak di depan kita. Pengharapan itu adalah sauh yang kuat dan aman bagi jiwa kita, yang telah dilabuhkan sampai ke belakang tabir, dimana Yesus telah masuk sebagai Perintis bagi kita, ketika Ia, menurut peraturan Melkisedek, menjadi Imam Besar sampai selama-lamanya” (Ibrani 6:19-20). Yesus menjadi objek dimana kita menaruh sauh iman kita. Ini adalah satu ilustrasi yang sangat indah, sebab hidup kita itu seperti kapal di atas permukaan laut. Pada waktu kita membuang sauh atau jangkar, kita tidak bisa melihat sampai ke dasar laut, tetapi kita yakin dan percaya pada waktu jangkar itu tertancap dan terlabuh kepada batu karang yang kuat di bawah sana, kapal kita tidak akan hanyut. Walaupun di atas ombak begitu keras mengombang-ambingkan kita, kita mungkin bisa goyah, kita kuatir akan terseret ombak dan terhanyut. Tetapi selama kita tahu jangkar kita berlabuh kepada batu karang itu, sekalipun kita tidak bisa melihatnya tetapi kita bisa merasakan kuatnya batu karang itu menahan jangkar kita di bawah sana. Angin, ombak dan topan tidak akan menghanyutkan dan menyesatkan kita. Kenapa? Bukan karena engkau nahkoda yang hebat, bukan karena engkau seorang nelayan atau pelaut yang cakap, tetapi jangkar keselamatan jiwamu berada di Batu Karang Yesus Kristus yang kokoh itu.
Maka, kita punya empat “better things” yang menjadi dasar yang teguh kita tahu pengharapan keselamatanku ada dalam diriku. Satu, your life is a sacrificial life, you always faithful menjadikan hidupmu sebagai pelayanan yang luar biasa. Ke dua, engkau adalah orang yang tidak pernah digoyahkan dan diganggu oleh apapun yang terjadi dalam hidupmu karena engkau akan terus setia sampai akhir bertekun walaupun engkau tidak lihat apa janji Tuhan tetapi engkau setia sampai akhir. Ke tiga, karena Allahmu yang berjanji, itu sebab kita bertekun dengan setia. Terakhir, karena Yesus Kristus telah menjadi jangkar yang dilabuhkan tempat maha kudus. Itu berarti sekarang hubunganku dengan Allah sudah dipulihkan, sudah beres. Dosa tidak lagi menjadi penghambat bagiku untuk bisa bertemu dengan Allah yang suci dan kudus, karena Yesus Kristus suci dan kudus, Ia yang menjadi jaminan bagiku. Kiranya Tuhan memberkati engkau pada hari ini. Angkat hatimu, kuatkan hidupmu berjalan ikut Tuhan, karena begitu banyak hal-hal yang baik dalam hidupmu.
Ada banyak misionari dan hamba-hamba Tuhan pergi ke satu daerah, pelayanan selama berpuluh-puluh tahun di situ sampai tutup matanya, dia tidak melihat hasilnya. Tetapi setelah dia tidak ada lagi, Allah bisa pakai apa yang telah dia lakukan itu menjadi berkat besar bagi daerah itu. Kita tidak mengukur apa yang kita dapat pada akhir hidup kita; kita diukur oleh Tuhan apakah kita setia, tekun dan sabar dan tetap pegang janji Tuhan di situ.
Kiranya firman Tuhan hari ini meneguhkan hatimu. Jangan hanya lihat hal-hal yang sedang kita alami, yang membuat kita lemah dan kecil hati, tetapi selalu melihat berapa besar luar biasa berkat Tuhan yang begitu indah dalam hidup kita dan pelayanan kita bagi gerejaNya. Tuhan tidak pernah melupakan setiap sacrifice pengorbanan kita, Tuhan tidak pernah melupakan setiap jerih lelah, doa, keringat dan air mata yang dicurahkan bagi pekerjaan pengabaran Injil. Pada waktunya Ia akan berkarya dan memakai semua itu menjadi buah-buah yang kekal yang memuliakan Dia. Allahmu tidak pernah lupa akan kasihmu, kesetiaanmu, pengorbananmu dan pelayananmu bagi gereja dan kerajaanNya. Orang mungkin lupa akan pekerjaanmu dan kasihmu yang engkau tunjukkan kepada saudara-saudaramu, tetapi Allah tidak akan lupa semua yang engkau lakukan sampai selamanya Terpuji nama Tuhan!(kz)
